A.
KONSEP PEMASARAN
Keberhasilan usaha budidaya ikan sangat ditentukan
oleh pemasaran (marketing) hasil produksi, oleh karena itu terlebih
dahulu kita harus mengenal konsep dan ruang lingkup pemasaran. Untuk
mendapatkan gambaran tentang ruang lingkup pemasaran, berikut ini dikemukakan
definisi atau pengertian pemasaran.
§ Menurut American Marketing
Association :
Pemasaran merupakan
suatu proses perencanaan dan menjalankan konsep, harga, promosi, dan distribusi
sejumlah ide, barang dan jasa, untuk menciptakan pertukaran yang mampu
memuaskan tujuan individu dan organisasi.
§ Menurut
Kotler (1997) pemasaran didefinisikan sebagai proses sosial dan manajerial yang
di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan
inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang
bernilai kepada pihak lain.
§ Menurut
Hanafiah dan Saefuddin (1986), pemasaran merupakan tindakan yang bertalian
dengan pergerakan barang-barang atau jasa dari produsen ke tangan atau pihak
konsumen.
Pengertian-pengertian tersebut di atas bersandar
pada konsep inti pemasaran, yang meliputi: kebutuhan (needs), keinginan (wants)dan
permintaan (demands);
produk (barang, jasa, dan gagasan); nilai, biaya, dan kepuasan; pertukaran dan transaksi;
hubungan dan jaringan; pasar; serta pemasar dan prospek.
1.
Kebutuhan
Menurut
teori Maslow kebutuhan manusia dapat diuraikan mulai dari tingkat dasar yaitu
kebutuhan akan makanan, tempat berlindung, keamanan, hak milik, dan harga diri
(aktualisasi diri). Kebutuhan makanan bisa bersumber dari tumbuhan seperti
biji-bijian, sayuran, dan buah-buahan, bersumber dari hewan seperti susu,
daging, telur, dan ikan.
Kebutuhan buah-buahan bisa berupa buah segar atau
buah yang diolah. Analisis kebutuhan sapi dapat dilakukan dengan mencari data
primer dan data sekunder. Data primer dapat dilakukan dengan menganalisa jumlah
sapi yang dipotong di suatu daerah/wilayah dalam kurun waktu tertentu. Misalnya
rata-rata sapi yang dipotong tiap hari. Bisa juga dilakukan dengan menghitung
tingkat konsumsi daging sapi dan hasil olahannya. Secara kualitatif bisa
dianalisa tingkat kesukaan suatu masyarakat terhadap konsumsi daging sapi. Data
sekunder bisa dicari lewat data pada dinas peternakan, perdagangan, dan dinas
yang relevan. Berdasarkan analisis kebutuhan dapat disimpulkan bahwa adanya
kebutuhan konsumen terhadap produk sapi potong, dari sini nanti kita akan
tentukan berapa besar kita akan memenuhi kebutuhan tersebut.
2.
Keinginan
Keinginan
adalah hasrat akan pemuas kebutuhan yang spesifik. Keinginan akan suatu
kebutuhan dipengaruhi oleh banyak faktor seperti sosial, ekonomi, budaya,
dan selera. Misalnya orang Eropa untuk memenuhi kebutuhan makannya
menginginkan roti/kentang sedangkan orang Indonesia menginginkan nasi. Contoh
lain : orang Jawa Barat lebih suka mengkonsumsi daging sapi dibanding daging
kerbau dll.
3.
Permintaan
Permintaan
adalah keinginan akan produk spesifik yang didukung oleh kemampuan dan
kesediaan untuk membelinya. Keinginan manusia biasanya tidak terbatas, sedangkan
kemampuan untuk membelinya terbatas. Keinginan akan berubah menjadi permintaan
jika masyarakat mampu membelinya. Permintaan produk sapi potong relatif sedikit
karena harga mahal dan daya beli konsumen terbatas.
4.
Pasar,
Pemasar, dan Pembeli
Pasar
terdiri dari semua pelanggan potensial yang memiliki kebutuhan tertentu yang
sama, yang mungkin bersedia melaksanakan pertukaran untuk memuaskan kebutuhan
dan keinginan tersebut. Pemasar adalah seseorang yang mencari satu atau lebih
calon pembeli. Calon pembeli adalah seseorang yang diidentifikasi oleh pemasar
sebagai orang yang mungkin bersedia dan mampu melakukan pertukaran nilai.
B.
MANAJEMEN PEMASARAN
Manajemen
pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga,
promosi serta penyaluran gagasan, barang, dan jasa. Tujuan manajemen pemasaran
adalah untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan-tujuan individu dan
organisasi.
C.
STRATEGI PEMASARAN
1.
Segmentasi
Menurut
Kotler (1999), segmentasi dilakukan dengan mengidentifikasi ciri-ciri konsumen
yaitu segmentasi geografis, demografis, dan sosiografis.
Segmentasi geografis memilah-milah
pembeli berdasarkan wilayah geografis. Segmentasi secara demografis
memilah-milah konsumen berdasarkan variabel demografis seperti usia, ukuran keluarga,
jenis kelamin, penghasilan, pendidikan, agama, ras, dan generasi. Segmentasi
psikografis membagi pembeli berdasarkan kelas sosial, gaya hidup, dan
kepribadian.
Segmentasi perilaku membagi konsumen
berdasarkan pengetahuan, sikap, pemakaian, atau tanggapan mereka terhadap suatu
produk. Variabel perilaku yang digunakan kejadian, manfaat, status pemakai,
tingkat pemakaian, status kesetiaan, tahap kesiapan pembeli, dan sikap.
Berdasarkan defenisi tersebut diketahui bahwa
pemasaran sangat diperlukan untuk mentransfer antara produsen dan konsumen.
Pemasaran merupakan kegiatan yang bertalian dengan penciptaan atau penambahan
kegunaan dari barang atau jasa, maka dengan demikian pemasaran termasuk
tindakan atau usaha yang produktif. Kegunaan yang diciptakanoleh kegiatan
pemasaran adalahkegunaan tempat, kegunaan waktu, dankegunaan kepemilikan.
Kegunaan waktu berarti bahwa barang-barang mempunyai
faedah (manfaat) atau nilai (harga) yang lebih besar (tinggi) setelah terjadi
perubahan waktu, umpamanya ikan jambal siam (Pangasiussucci) harganya
mahal bila bukan pada musimnya dan nilainya bisa sangat murah bila pada
musimnya, ikan bandeng pada hari raya suku tertentu harganya sangat tinggi
karena banyaknya permintaan sedangkan produksi tetap sehingga harga jual menjadi
mahal.
Kegunaan tempat berarti bahwa barang-barang atau
jasa mempunyai faedah (manfaat) atau nilai (harga) yang lebih besar (tinggi)
karena perubahan tempat, umpamanya ikan mas (Cyprinuscarpio) yang
dihasilkan di Cianjur akan mempunyai kegunaan lebih besar (harganya mahal) bila
dipindahkan atau di bawa ke Jakarta sebagai daerah konsumen.
Kegunaan kepemilikan berarti bahwa barang-barang
atau jasa mempunyai faedah (manfaat) atau nilai (harga) yang lebih besar
(tinggi) karena beralihnya hak milik atas barang, umpamanya ikan nila (Tilapia
nilotica) mempunyai kegunaan (faedah) yang lebih tinggi bila berada atau
dimiliki oleh si A dibandingkan apabila berada pada si B.
Pemasaran merupakan tindakan atau kegiatan yang
berhubungan dengan pergerakan barang atau jasa dari produsen sampai konsumen,
maka proses pengaliran barang dari produsen ke konsumen tersebut meliputi
proses pengumpulan (konsentrasi), proses pengimbangan (equalisasi),
dan proses penyebaran (dispersi).
Proses konsentrasi merupakan tahap pertama dari
aliran barang atau jasa yang dihasilkan dalam jumlah kecil dikumpulkan menjadi
jumlah yang lebih besar, agar dapat disalurkan ke pasar-pasar eceran secara
lebih efisien. Equalisasi merupakan proses tahap kedua dari aliran
barang atau jasa, kegiatan ini berlangsung antara proses konsentrasi dengan
proses dispersi, proses equalisasi ini merupakan tindakan-tindakan penyesuaian
permintaan dan penawaran berdasarkan tempat, waktu, jumlah dan kualitas. Proses
dispersi merupakan tahap ketiga atau tahap terakhir dari aliran barang
atau jasa, dimana barang-barang atau jasa yang terkumpul disebarkan ke arah
konsumen.
Dengan memahami pengertian dari pemasaran ini maka
proses produksi budidaya ikan sebaiknya mengacu pada aspek pasar. Aspek pasar
ini akan menentukan kapasitas produksi hasil perikanan berdasarkan komoditas
perikanan yang akan diusahakan dan bagaimana sistem pemasaran yang akan
diterapkan. Permintaan terhadap komoditas perikanan ini meliputi jumlah ikan
yang akan diproduksi yaitu volume atau biomassa, tingkat harga, waktu atau
musim
CIRI-CIRI
PEMASARAN HASIL PERIKANAN
Menurut Hanafiah dan Saefuddin (1986), pemasaran
hasil perikanan mempunyai sejumlah ciri, diantaranya sebagai berikut :
1. Sebagian
besar dari hasil perikanan berupa bahan makanan yang dipasarkan diserap oleh
konsumen akhir secara relatif stabil sepanjang tahun, sedangkan penawarannya
sangat tergantung kepada produksi yang sangat dipengaruhi oleh iklim.
2. Pada
umumnya pedagang pengumpul memberi kredit (advanced payment) kepada
produen (petani ikan) sebagai ikatan atau jaminan untuk dapat memperoleh bagian
terbesar dari hasil perikanan dalam waktu tertentu.
3. Saluran
pemasaran hasil perikanan pada umumnya terdiri dari : produsen (petani ikan),
pedagang perantara sebagai pengumpul, grosir (wholesaler), pedagang
eceran, dan konsumen (industri pengolahan atau konsumen akhir).
4. Pergerakan
hasil perikanan berupa bahan makanan dari produsen sampai konsumen pada umumnya
meliputi proses-proses pengumpulan, pengimbangan, dan penyebaran, dimana proses
pengumpulan merupakan proses yang terpenting.
5. Kedudukan
terpenting dalam pemasaran hasil perikanan terletak pada pedagang pengumpul
karena berhubungan dengan fungsinya sebagai pengumpul dari daerah produksi yang
terpencar-pencar, skala produksi kecil-kecil, dan produksinya musiman.
Menurut Hanafiah dan Saefuddin (1986), barang-barang
hasil perikanan dapat digolongkan ke dalam : barang-barang konsumsi dan
bahan-bahan mentah. Barang-barang konsumsi adalah produk perikanan yang
langsungdipergunakan oleh konsumen akhir dalam bentuk yang sama saat
meninggalkan produsen. Sedangkan bahan-bahan mentah adalah produk perikanan
yang dipergunakan oleh pabrik atau pengolah (processor) untuk dijadikan
atau menghasilkan barang baru.
Barang-barang perikanan mempunyai ciri yang dapat
mempengaruhi atau menimbulkan masalah dalam pemasaran. Ciri-ciri tersebut
antara lain adalah sebagai berikut :
1. Produksinya
musiman, berlangsung dalam ukuran kecil-kecil (small scale) dan daerah
terpencar-pencar.
Produksi
ikan tertentu dapat berlangsung secara musiman, sehingga dapat menimbulkan
beban musiman (peak load) dalam pembiayaan, penyimpanan, pengangkutan,
dan penjualan. Produksi ikan juga dilakukan oleh petani ikan terpencar-pencar
dengan ukurannya yang kecil-kecil, sehingga memerlukan lembaga-lembaga dan
fasilitas-fasilitas pemasaran yang dapat menghimpun hasil perikanan tersebut
agar menjadi jumlah yang lebih besar guna diangkut ke pusat-pusat konsumsi dan
pusat-pusat pengolahan (processing) agar lebih efisien.
2. Konsumsi
hasil perikanan berupa bahan makanan relatif stabil sepanjang tahun, sedangkan
untuk komoditas tertentu produksinya kadang bersifat musiman dan jumlahnya
tidak tentu karena pengaruh cuaca, sehingga menimbulkan masalah dalam
penyimpanan dan pembiayaan.
3. Barang
hasil perikanan berupa bahan makanan mempunyai sifat cepat atau mudah rusak (perishable).
Karena barang-barang
hasil perikanan merupakan organisme hidup, sehingga mudah atau cepat mengalami
kerusakan atau pembusukan akibat dari kegiatan bakteri, enzimatis, dan
oksidasi. Masalah ini membutuhkan usaha perawatan khusus dalam proses pemasaran
guna mempertahankan mutu, seperti penyimpanan perlu dilakukan di tempat-tempat
atau ruangan dingin (kamar dingin, ruangan dingin, peti dingin), pengangkutan
perlu dilengkapi dengan alat atau mesin pendingin. Usaha ini memerlukan biaya
tambahan dan demikian dapat meningkatkan biaya pemasaran.
4.
Jumlah
atau kualitas hasil perikanan dapat berubah-ubah, karena sangat tergantung dengan
keadaan cuaca. Perubahan tersebut dapat menimbulkan fluktuasi harga sebagai
akibat perubahan dari kondisi penawaran. Variasi demikian dapat mengakibatkan
tidak terorganisirnya pasar, akibatnya menyebabkan perubahan harga, menambah
ongkos penyimpanan dan sukar dalam grading.
Dengan
berbagai ciri khas dari produk hasil perikanan tersebut maka dalam memasarkan
hasil perikanan ada dalam beberapa bentuk antara lain adalah bentuk segar yaitu
bentuk asli dari hasil produksi budidaya ikan, produk setengah jadi yaitu
produksi hasil perikanan dalam bentuk pengolahan sederhana seperti ikan asin
atau produk hasil perikanan dipasarkan dalam bentuk sudah diolah lebih tinggi
telah mengalami perubahan bentuk dari aslinya seperti dibuat menjadi sarden
atau produk lainnya.
PERENCANAAN
DAN TARGET PENJUALAN
Pemasaran akan berhasil dengan baik apabila
direncanakan terlebih dahulu, berbagai kegiatan perlu dilalui sebelum
memasarkan suatu produk. Kegiatan-kegiatan tersebut menurut Hanafiah dan
Saefuddin (1986), adalah sebagai berikut :
1. Penelitian
pasar dan perencanaan.
Penelitian pasar
dipusatkan kepada barang-barang yang akan dijual, dengan maksud untuk menemukan
barang apa yang diinginkan oleh konsumen. Penelitian ini akan dihubungkan
dengan persoalan tentang rencana produksi, antara lain harga dari macam-macam
barang, kualitas barang, kebiasaan dan motif pembelian dari konsumen.
2. Memperkirakan
kesanggupan penjualan (estimating potentials of sales).
Dalam hal ini harus
diperhitungkan pendapatan konsumen serta cara-cara bagaimana pendapatan
konsumen tersebut dibelanjakannya, bagaimana pengaruh harga terhadap
permintaan, pengaruh persaingan dan penilaian terhadap akibat-akibat karena
adanya perubahan-perubahan penjualan di dalam keadaan-keadaan perdagangan pada
umumnya.
3. Pemilihan
saluran distribusi.
Pemilihan
saluran distribusi merupakansebagian daripada perencanaanfungsi-fungsi
penjualan yang jugamencakup pengambilan keputusandengan memperhatikan
macamdistribusi mana yang paling efektif.Apakah produsen menjual barangnyalangsung
kepada pedagang eceranataukah menjual melalui berbagaiperantara, melalui pos,
ataukahlangsung menjual kepada konsumenakhir dari rumah ke rumah.
4. Penentuan
syarat-syarat penjualan.
Kegiatan ini meliputi
penetapan syarat-syarat dan kondisi-kondisi penjualanyang meliputi :
§ syarat-syarat
pengiriman misalnyawaktu penyerahan dan pembayaranongkos angkutan,
§ cara-cara
pembayaran misalnyapotongan harga dan kredit,
§ kualitas
serta kuantitas barangyang dijual, dan
§ hal-hal
lain yang ada hubungannyadengan penjualan.
5. Membuat
kontak dengan pembeli.
Kegiatan membuat kontak
denganpembeli meliputi berbagai kegiatan,diantaranya :
§ menetapkan
pasar, apakahbarangnya akan dijual di daerahgeografis luas atau sempit
§ setelah
menetapkan pasar, pihakpenjual harus mencari pembelidi pasar tersebut, dimana
parapembeli berada dan bagaimanakebutuhannya
§ membuat
kontak dengan pembelipotensial tersebut dan
§ mengembangkan
serta memeliharahubungannya,
§ menciptakan
permintaan konsumenpotensial misalnya melaluireklame, memberi contohbarang untuk
dicoba secaraCuma-cuma.
6. Pemindahan
hak milik atas barangdari pihak penjual kepada pihakpembeli merupakan suatu
langkahyang diperlukan dan yang resmi didalam penjualan barang-barang,
tetapipemindahan hak milik ini harus disertaidengan penerimaan barang-barangoleh
pihak pembeli sesuai dengankontrak pembelian. Kegiatan penjualandikatakan sudah
selesai apabila pihakpembeli sudah menerima barang daripihak penjual dan
memilikinya.
ESTIMASI
HARGA JUAL
Agar pemasaran dapat berjalan dengan lancar, maka perlu
direncanakan terlebih dahulu kebutuhan biaya yang harus dikeluarkan untuk biaya
pemasaran. Selain itu perencanaan biaya pemasaran ini sebagai bahan
pertimbangan juga dalam hal nilai atau harga barang yang akan dijual.
Menurut Hanafiah dan Saefuddin (1986), pembiayaan
pemasaran berarti mencari dan mengurus modal uang yang berkaitan dengan
transaksi-transaksi dalam arus barang dari sektor produksi sampai sektor
konsumsi. Pembiayaan dan menanggung risiko merupakan fungsi umum dan penyerta
dari semua kegiatan pemasaran, bahkan mempunyai aplikasi penting dalam bidang
pemasaran.
Oleh karena itu barang-barang tidak dapat melalui
semua sistem pemasaran tanpa didukung oleh pembiayaan.
Pemilik barang pada setiap tingkat pasar (stage
of distribution) harus mengorbankan modal yang dimilikinya atau harus
meminjam modal dari sumber lainnya (kredit). Petani ikan juga perlu modal atau
kredit untuk fase selama memiliki barang dan menunggu penjualan atau
pembayaran. Pedagang besar (wholesaler) di samping membiayai stock yang
dimilikinya, harus juga membiayai fasilitas-fasilitas pemasaran yang terikat
padanya seperti processingplan, storage plan, sarana dan
prasarana pengangkutan, dan kegiatankegiatan peragaan. Pedagang eceran harus
juga mengeluarkan biaya untuk kegiatan penjualannya dan dalam beberapa hal
untuk pembelian oleh pelanggan di tingkat eceran.
Pembiayaan bisa saja berasal dari kredit, hal ini
berarti menggunakan modal uang orang lain yang nantinya harus dikembalikan
berikut bunganya. Kredit dapat diperoleh dari pihak swasta (perorangan), Bank
Pemerintah, Bank Komersial, Koperasi, Bank Desa, atau Organisasi Sosial.
Kredit dari pihak swasta (para pelepas uang,
pedagang pengumpul atau tengkulak) telah menimbulkan tiga aspek masalah kredit
dalam pemasaran hasil perikanan. Ketiga aspek dimaksud adalah :
1. Tingkat
bunga (interest rate) sangat tinggi.
Kredit
pasar yangdikenal sebagai ”utang mindering” (karena pelunasannya secara
cicilan, ”mindering”), bunga tersebut bisa sampai 120 bahkan 150% per
tahun.
2. Petani
ikan wajib menjual hasil produksinya kepada pemberi kredit
(pelepas uang,
tengkulak) dengan harga yang ditentukan oleh pihak pemberi kredit.
3.
Hasil
produksi harus segera dijual kepada pemberi kredit (pedagangpengumpul) tanpa
dapat ditahan sementara waktu untuk menunggu harga lebih baik.
Ketiga
aspek masalah kredit seperti diuraikan di atas telah menempatkan petani ikan
bermodal kecil pada bargainingposition sangat lemah, sebaliknya sistem
kredit seperti ini menempatkan pedagang pengumpul dan pelepas uang pada posisi
sangat menguntungkan. Karena tanpa memberi kesempatan kepada petani ikan untuk
memilih pedagang dan harga yang lebih menguntungkan.
Oleh karena itu penggunaan kredit oleh petani ikan
semakin penting untuk melakukan proses produksi terlebih dahulu sesuai
permintaan konsumen. Sebaiknya jumlah kredit juga mempertimbangkan jangka waktu
proses produksi dan proses penyaluran barang. Maka dengan demikian petani ikan
perlu merencanakan terlebih dahulu semua kebutuhan biaya dengan seksama agar
penggunaan modal terutama modal hasil pinjaman dapat digunakan lebih efisien.
Konsep
Biaya Pemasaran
Biaya pemasaran ini mencakup jumlah biaya yang
dikeluarkan oleh produsen (petani ikan) untuk keperluan pelaksanaan kegiatan
yang berhubungan dengan penjualan hasil produksinya dan jumlah biaya yang
dikeluarkan oleh lembaga pemasaran (badan perantara) serta laba (profit)
yang diterima oleh badan yang bersangkutan.
Biaya pemasaran suatu produk biasanya diukur secara
kasar dengan margin. Margin adalah suatu istilah yang digunakan
untuk menyatakan perbedaan harga yang dibayar kepada penjual pertama (produsen)
dan harga yang dibayarkan oleh pembeli akhir (konsumen).
Apabilas margin dinyatakan dalam persentase, maka
disebut mark-up, yaitu suatu persentase margin (margin dalam
bentuk persentase) yag dihitung atas dasar harga pokok penjualan (cost
ofgoods sold) atau atas dasar harga penjualan eceran suatu produk.
Analisa
Biaya Pemasaran
1.
Analisa Biaya dan Margin
Perpindahan barang dari produsen ke konsumen akhir
kadang-kadang memerlukan waktu cukup lama, sehingga memungkinkan timbulnya
berbagai risiko yang perlu ditangani dan berhubungan dengan masalah biaya
pemasaran yang harus dikeluarkan. Sehubungan dengan itu maka harus ada lembaga
pemasaran yang menyediakan biaya untuk seluruh kegiatan fungsi pemasaran
tersebut, seperti : biaya grading, biaya pengolahan, biaya pengangkutan, dan
lain-lain, sampai barang tersebut dijual kepada konsumen akhir.
Pembiayaan merupakan fungsi pemasaran yang mutlak
diperlukan dalam menangani sistem pemasaran, konsekuensinya akan berpengaruh
terhadap harga eceran (harga yang harus dibayarkan oleh konsumen).
Faktor-faktor yang mempengaruhi biaya pemasaran tersebut, antara lain:
pengangkutan, penyimpanan, risiko, kerusakan, waktu kerja, grading, dan lain-lain.
Metode yang dapat dipakai untuk menghitung perbedaan
harga yang diterima oleh produsen dengan harga yang dikeluarkan oleh konsumen (marketing
margin), yaitu :
§ Marketing
margin dapat dihitung dengan memilih sejumlah barang
tertentu yang diperdagangkan dan mencatatnya sejak dari produsen sampai ke
konsumen akhir sistem pemasaran
§ Marketing
margin dapat dihitung dengan mencatat nilai penjualan (gross
money sale), nilai pembelian (gross money purchase) dan volume
barang dari setiap lembaga pemasaran (marketing agency) yang terlibat
pada saluran pemasaran.
Dengan
ketiga unsur tersebut, yaitu : nilai pemasaran (Ps), nilai pembelian (Pb), dan
volume barang (V), maka average gross margin (AGM) dari tiap marketing
agency dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
Dengan menetapkan suatu saluran pemasaran tertentu
dan mencari average gross margin dari pedagang yang mengambil bagian dalam
saluran tersebut, maka marketing margin dari keseluruhan saluran pemasaran
dapat diketahui.
2.
Analisis Reactive Programming
Dalam pemasaran, termasuk pemasaran di bidang
perikanan terdapat dua pihak yang perlu duhubungkan satu sama lain selama
proses penyaluran barang, yaitu pihak produsen di satu pihak dan pihak konsumen
di lain pihak. Proses penyaluran barang oleh produsen atau lembaga pemasaran
sebetulnya bisa lebih dari satu saluran/pola pemasaran, dimana masing-masing
pola itu mungkin akan melibatkan lembaga pemasaran yang tidak sama. Ada saluran
pemasaran yang melibatkan banyak lembaga pemasaran sehingga salurannya menjadi
panjang, ada juga saluran pemasaran yang hanya melibatkan sedikit lembaga
pemasaran sehingga salurannya menjadi pendek.
Masalah pola saluran pemasaran ini, bukan
semata-mata terletak pada panjang pendeknya saluran pemasaran, tetapi saluran
mana yang memberikan tingkat efisiensi yang paling tinggi, yang ditunjukkan
oleh besarnya penerimaan bersih dari kegiatan pemasaran tersebut. Untuk
menentukan saluran mana yang memberikan keuntungan maksimum, maka dapat
digunakan analisis ReactiveProgramming.
Analisa Reactive Programmingdidasarkan kepada
analisa regionaldaerah produksi dan daerah konsumsi,yang kaitannya sangat erat
dengan masalahbiaya transfer. Untuk memudahkananalisa pemasaran antar
regionaldengan asumsi bahwa jumlah produksiyang dihasilkan di daerah produksi
samadengan jumlah yang diminta di daerahkonsumsi. Hubungan antara
daerahproduksi dan konsumsi biaya transfer perunit barang dari masing-masing
saluranantar kedua daerah tersebut.
Untuk menentukan pola pemasaranyang optimum antara
kedua daerah ituharus diketahui harga di daerah produksi,harga di daerah
konsumsi, dan biayatransfer bagi barang tersebut.
Dengan demikian saluran pemasaranantara daerah
produksi (i) dan daerahkonsumsi (j) hanya dapat aktif selamakeadaan :Hj > Hi
+ Btij
Selain itu satu daerah produksi (i) akanmenyalurkan
barang ke daerah konsumsi(j) dan (k) apabila :Hk – BTij = Hj – Btik
Dimana :
Hi= harga barang di
daerah produksi (i)
Hj= harga barang di daerah konsumsi(j)
Hk= harga barang di daerah konsumsi(k)
BTij = biaya transport antara daerahproduksi (i) dan
konsumsi (j)
BTik = biaya transport antara daerahproduksi (i) dan
konsumsi (k)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar